Brian Rian Rehan
50420296
Benteng (1966)
Sesudah siang panas yang meletihkan
Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas
Dan kita kembali ke kampus ini berlindung
Bersandar dan berbaring, ada yang merenung
Di lantai bungkus nasi bertebaran
Dari para dermawan tidak dikenal
Kulit duku dan pecahan kulit rambutan
Lewatlah di samping Kontingen Bandung
Ada yang berjaket Bogor. Mereka dari mana-mana
Semuanya kumal, semuanya tak bicara
Tapi kita tidak akan terpatahkan
Oleh seribu senjata dan seribu tiran
Tak sempat lagi kita pikirkan
Keperluan-keperluan kecil seharian
Studi, kamar-tumpangan dan percintaan
Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebentar malam
Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam.
Karya : Taufik Ismail
Tidak Ada New York Hari Ini (2016)
Tidak ada New York hari ini.
Tidak ada New York kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.
Bahasa ibu adalah kamar tidurku.
Kupeluk tubuh sendiri.
Dan cinta-kau tak ingin aku mematikan mata lampu.
Jendela terbuka dan masa lampau memasukiku sebagai angin.
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening. Kau yang dingin dikenang.
Karya: M Aan Mansyur
Figura Bahasa :
- Benteng : yang, di, dan, ada, bisa, tak, lagi, tidak, tapi, akan.
- Tidak Ada New York Hari Ini : dan, adalah, tak, yang, sebagai, dan, di.
Bahasa Yang Ambiguitas :
- Benteng : bertebaran, sehabis, kamar-tumpangan, saban waktu, saban jam.
- Tidak Ada New York Hari Ini : bahasa ibu, kupeluk tubuh sendiri, mematikan mata lampu, kau yang panas di kening, kau yang dingin di kenang.
Kata-kata Berjiwa:
- Benteng : meletihkan, pecahan, terpatahkan, seribu senjata, seribu tiran, percintaan.
- Tidak Ada New York Hari Ini : aku sendiri, cinta-kau, meriang, kupeluk.
Kata Konotatif :
- Benteng : panas, meletihkan, tembakan, berlindung, bersanda, merenung, dermawan, pecahan, terpatahkan, percintaan.
- Tidak Ada New York Hari Ini : kupeluk, cinta-kau, bahasa ibu, dikenang.
Kata Pengulangan :
- Benteng : tembakan-tembakan, mana-mana, keperluan-keperluan.
- Tidak Ada New York Hari Ini : meriang.meriang
Angkatan 1966
Angkatan ini muncul saat peralihan dari rezim Orde Lama ke Orde Baru. Beberapa sastrawan yang masuk ke dalam angkatan 1966 antara lain Taufik Ismail dengan karya “Tirani dan Benteng”, Sutardji Calzoum Bachri dengan karya “Amuk”, dan Sapardi Djoko Damono dengan karya “Dukamu Abadi”.
Berhubung angkatan ini muncul di saat peralihan rezim, jadi karakteristik yang dimiliki angkatan ini ialah:
- bercorak politis;
- beraliran surealistik; dan
- banyak menyuarakan kritik sosial.
Angkatan 2000
Angkatan ini ditandai dengan perubahan millenium. Kalian pasti tahu dong novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata? Nah, itu termasuk angkatan 2000 Squad. Selain itu, novel “Ayat-ayat Cinta” karya Habibburahman El-Shirazy dan “Negeri 5 Menara” karya Anwar Fuadi, juga termasuk karya sastra angkatan 2000.
Ciri-ciri karya satra pada angkatan ini ialah:
- bebas memainkan kata-kata dan makna
- mengangkat tema-tema dewasa; dan
- bersifat kontemporer.
No comments:
Post a Comment